Kriteria, Semoga menjadi Do'a
Seorang laki-laki maupun perempuan dalam hal memutuskan sebuah pernikahan itu tak hanya sebatas mengikuti rasa yang dimiliki. Menikah adalah sunnah Rasul dan Allah pun telah jelas dalam firman-Nya, bahwa manusia diciptakan untuk berpasang-pasangan. Jadi, jangan terlalu tergesa-gesa. Jika sudah waktunya, insyaAllah saat itu jualah Allah telah pertemukan. Memang, ada yang mudah bertemu dengan jodohnya, ada pula yang harus bersabar untuk dipertemukan dengan jodohnya. Jodoh yang diridhoi Allah lho yaaaa :).
Seseorang pun tak akan serta merta sembarang mencari ataupun menunggu seseorang yang kelak akan menjadi jodohnya. Kata orang sih, "jodoh itu cerminan diri." Ok! Jadi, ndak usah dan ndak perlu galau kalau belum ketemu jodohnya. Allah lagi ngasih banyak kesempatan dan waktu bagi diri kita untuk terus berproses menjadi manusia yang lebih baik. Tentunya, dibarengi dengan do'a juga loh yaaa... Usaha tanpa do'a bagai sayur tanpa garam, anyebbb. Tsahhhh :D
Ini kata orang lagi, katanya begini, "menikah pun harus punya target. Jadi, ndak ada istilah terlalu santai dalam menyiapkan diri menerima kedatangan sang jodoh (bagi perempuan) ataupun mendatangi sang jodoh (bagi laki-laki). Kalo ndak ditarget takutnya ndak eling umur. Sapa tau bapak ibuknya udah pengen nggendong cucu, hehe. Tapi, ya ndak perlu tergesa-gesa pula." Khusnudzon selalu sama Sang Pemilik Segalanya....
5 kriteria ini hanya ala-ala saya, kemarin saya habis ikutan event nulis. Kebetulan belum berjodoh sama "buku jodoh". Tapi, whatever... Di amini saja, semoga berjodoh sama "kau, nama di Lauhul Mahfudz." Amiin ya Rabb.
Kau! Iyya, namamu masih Allah rahasiakan.
Sampai jumpa ya jodohku. InsyaAllah pertemuan itu akan indah tercipta dan namamu tak lagi rahasia buatku, namaku pun tak lagi rahasia buatmu :)
1. Beragama.
Ya, laki-laki yang beragama. Yang jelas bukan cuma yang beragama di KTP saja loh yahh. Tapi, laki-laki yang takut sama Tuhannya. Kalo takut sama Tuhan, kamu pasti berusaha sekuat tenaga untuk taat beribadah, menjadi manusia yang berproses untuk lebih baik. Kamu yang sepemahaman denganku, insyaAllah kita akan semakin kompak dalam berdiskusi. Agama-lah yang akan menjadi pondasi kuat untuk menuntun hidup pada jalan yang lurus. Kelak, aku akan menjadi seorang ibu. Aku ingin menjadi ibu yang baik bagi anak-anak kita. Jadi, aku membutuhkanmu, pemimpin yang bisa mengantarkan keluarga kita menuju Surga-Nya.
2. Tegas dan penuh cinta kasih sayang.
Laki-laki tegas adalah laki-laki pemberani. Laki-laki pelindung adalah laki-laki tegas, pemberani, dan penuh cinta kasih sayang. Kamu akan mendidik keluarga kita menjadi pribadi yang kuat. Kamu adalah laki-laki yang sangat memuliakan ibundamu. Jika kamu memiliki saudara perempuan, kamu akan sangat menyayangi saudara perempuanmu. Ketika kamu mampu memuliakan dan menyayangi keduanya. InsyaAllah kamu akan memprioritaskan keluarga kita, karena itu adalah kewajibanmu.
3. Mandiri, pekerja keras, bertanggung jawab dan setia.
Bagiku, keempatnya adalah satu kesatuan yang kuat. Laki-laki mandiri, kamu akan senantiasa berkolaborasi dengan aku dan anak-anak kita dalam mengerjakan sesuatu. Kamu akan berjuang sekuat tenaga untuk keluarga kita. Kamu tak akan mudah menjadi orang yang berpangku tangan karena rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap keluarga kita. Laki-laki mandiri, pekerja keras, bertanggung jawab, insyaAllah adalah laki-laki yang setia.
4. Memiliki komunikasi yang baik dalam kehidupan sosial dan seorang yang humoris.
Menjadi manusia baik setidaknya adalah manusia yang bisa bermanfaat untuk sesama. Kamu yang tak hanya sibuk dalam duniamu saja. Karena dunia itu sejatinya luas. Kamu yang bisa mencairkan suasana ketika tiba-tiba keheningan ataupun ketegangan menyergap. InsyaAllah kamu pun akan senantiasa berusaha menciptakan keceriaan untuk keluarga kita dalam berbagai keadaan.
5. Manusia Pembelajar.
Laki-laki yang mau terus belajar bersamaku. Karena kehidupan di dunia ini adalah dunia belajar kita menuju kehidupan kekal. Dengan belajar, aku dan kamu akan terus memperbaiki diri. Dengan belajar, aku dan kamu tak boleh lekas berpuas diri akan sebuah pencapaian. Karena kita akan selalu berproses. Dengan belajar, aku dan kamu harus selalu mawas diri. Dengan belajar, kita bersama saling melengkapi dan mendukung passion masing-masing. Dengan belajar, marilah kita bercita-cita menjadi orang tua yang baik. Orang tua yang belajar bersama menemukan dan menggali passion anak-anak kita kelak agar menjadi anak sholih sholihah.
Kamulah laki-laki cerdas, tak hanya cerdas pemikiran. Tapi, cerdas karena kamu mau terus belajar bersamaku.
Jadi inget sama pak Mentri (bang Anies), "Mari kita jadi Manusia Pembelajar."
Untukmu "Kau, Nama di Lauhul Mahfudz."
#jodoh #terbaik
Ditulis kembali oleh:
noe_puja
Wiyorowetan, 21/01/2016
Sumber gambar:
Kriteria, Semoga menjadi Do'a
Reviewed by Unknown
on
19:39
Rating:
No comments: