Mengingat Kembali Peristiwa Isro' Mi'roj


Penulis: Nurul Khikmah

Peristiwa Isro' Mi'roj adalah peristiwa yang sangat bersejarah bagi umat Islam, pada peristiwa inilah perintah melaksanakan sholat 5 waktu (Isya, Subuh, Dhuhur, Ashar dan Maghrib adalah wajib bagi umat Islam yang telah baligh dan berakal). Peristiwa ini adalah peristiwa yang sangat luar biasa bagi umat Islam, mulai dari anak-anak hingga orang tua pun mengetahui apa ma'na sederhana peristiwa Isra' Mi'raj, dan bagaimana sejarah singkatnya pun pasti mengetahui.

Menurut hemat penulis, peristiwa Isro' adalah peristiwa dimana nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan atas perintah Allah SWT melalui malaikat Jibril, dari Masjidil Haram (Makkah) ke Masjidil Aqso (Palestina). Lalu, peristiwa Mi'roj adalah peristiwa dimana nabi Muhammad SAW melanjutkan perjalanan dari Masjidil Aqso (Palestina) ke Sidrotul Muntaha.

Untuk mengingat kembali peristiwa Isro' Mi'roj, penulis berusaha mengajak para pembaca untuk sama-sama  mempelajari kembali sejarah peristiwa ini dengan harapan agar sama-sama mampu mengambil nilai-nilai yang ada. Semoga kita semua semakin mampu menjaga kewajiban kita ini, yakni sholat fardhu 5 waktu. Dan melaksanakannya tak hanya sekedar menggugurkan kewajiban. Namun, benar-benar beribadah karena Allah dan semakin hari berusaha untujk menjadi manusia yang lebih baik.

Dalam kitab Al-Barzanji yang ditulis oleh Sayid Ja'far bin Sayid Hasan bin Sayid Abdul Karim Al-Barzanji (penulis Al-Lujain Al-Dani, Manaqib Al-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani Radhiyallaahu 'Anhu) ini mengungkap perjalanan hidup Nabi secara simpel dengan ungkapan puitis. Dalam hal ini, penulis akan menuliskan perjalanan Nabi Muhammad SAW yang diambil dari terjemahan kitab Al-Barzanji. Diungkapkan bahwa sejak kehidupan Nabi Muhammad SAW di Madinah (tahun ke-10 kenabian) secara implisit tersirat dalam peristiwa Isro' Mi'roj, yakni perjalanan Isro' Mi'roj (yang singkat tapi padat dengan peristiwa dan melampaui jarak yang tidak bisa terjangkau manusia) ini menggambarkan kehidupan beliau di tengah kehidupan yang berubah dan berkembang (oleh reformasi dan revolusi beliau), yaitu 7 langit sebagai 7 tahun, Sidrotul Muntaha sebagai ke-8, Mustawa sebagai ke-9 dan ke-10 di hadirat Allah Ta'ala (sebagai tahun akhir, pulangnya nabi Muhammad SAW kehadirat Allah SWT).

Nabi Muhammad SAW dan umat beliau pada awal Islam telah difardhukan sholat pada sebagian malam hari, kemudian kefardhuan itu dihapus (manshukh) oleh ayat Faqro'uu maa tayassaro minhu wa aqiimush sholaah... (Al-Muzammil 20), dan difardhukan atas beliau shokat 2 roka'at di pagi hari dan 2 roka'at di sore hari. Lalu, kefardhuan itu mansukh oleh kefardhuan sholat 5 waktu (yang ditetapkan) pada malam Isro' Mi'roj.Nabi Muhammad SAW dengan ruh dan jasad, beliau di Isro'kan dalam keadaan terjaga, dari Masjidil Haram sampai ke Masjidil Aqso dan pelatarannya yang suci. Kemudian beliau di Mi'rojkan ke segenap langit (yang tujuh).

Di langit pertama, beliau melihat Nabi Adam a.s yang berhias keagungan.
Di langit ke-2, beliau melihat Nabi Isa a.s putra Maryam seorang gadis baik yang bersih, melihat pula putra bibi Nabi Isa a.s yakni Nabi Yahya a.s yang dianugerahi kenabian di usia kanak-kanak.
Di langit ke-3, beliau melihat Nabi Yusuf a.s dengan wujud yang tampan.
Di langit ke-4, beliau melihat Nabi Idris a.s yang diangkat oleh Allah (ke langit atau surga).
Di langit ke-5, beliau melihat Nabi Harun a.s yang dicintai di tengah-tengah komunitas bani Israil.
Di langit ke-6, beliau melihat Nabi Musa a.s, Nabi yang diajak bicara oleh Allah (kalimullah) dan ia bermunajat kepada-Nya.
Dan di langit ke-7, beliau melihat Nabi Ibrahim a.s yang datang kepada Tuhannya dengan kebersihan hati dan nurani, dan ia dijaga dan diselamatkan oleh Allah dari api raja Namrud.

Kemudian Nabi Muhammad SAW diangkat sampai ke Sidrotul Muntaha hingga beliau mendengar suara pena menulis urusan-urusan takdir. Hingga (Mustawa dan terakhir) di alam tersingkap dimana Allah SWT disana mendekatkan beliau dan Dia menyingkirkan penghalang cahaya keagungan Allah. Dan disanalah Allah memperlihatkan kepada beliau hadirat ketuhanan dengan kedua mata beliau. Allah menggelar kepada beliau hamparan keteguhan dengan dzat-Nya.

Dan Allah SWT memfardhukan 50 sholat (sehari semalam) atas beliau dan umat beliau. Lalu curahan anugerah-Nya turun maka 50 sholat itu turun menjadi 5 sholat sebagai tugas. 5 sholat ini berpahala 50 sholat, sebagaimana telah dikehendaki dan ditakdirkan oleh-Nya di azali.

Kemudian beliau pulang pada malam itu juga, maka Abu Bakar As-Shidiq membenarkan Isro' Mi'roj beliau. Dibenarkan pula oleh setiap orang berakal dan berpikiran sehat, dan didustakan orang-orang Quraisy dan bersikap murtad-lah orang-orang yang disesatkan syaithon. Subhanallah, sungguh luar biasa peristiwa Isro' Mi'roj yang telah dialami oleh Nabi Muhammad SAW, beliau sungguh manusia pilihan. Allah menganugerahi peristiwa yang sangat besar bagi beliau dan umat beliau.

Semoga tulisan ini memberikan khazanah keilmuan tentang Islam dan terkhusus lebih mengetahui sejarah peristiwa Isro' Mi'roj yang terangkum manis dalam kitab Al-Barzanji. Selain itu, semoga kita semua mampu mengambil ibrah dari peristiwa Isro' Mi'roj.
Amin Ya Rabbal 'Alamin.

Sumber:
Chafidh, Afnan. 2006. "Terjemahan Al-Barzanji". Pekalongan. Hasan Bin Edrus.
Gambar: Google.

Mengingat Kembali Peristiwa Isro' Mi'roj Mengingat Kembali Peristiwa Isro' Mi'roj Reviewed by Unknown on 19:19 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.