⁠⁠⁠Nak, Ayah dan Mama sudah ikhlas...


Pagi itu, ahad 23 Juli. 
Ayah dan mama begitu bahagianya ketika ada 2 garis merah muda tampak jelas terlihat pada alat tes kehamilan. "Nikmat yang mana lagi yang kau dustakan". Ayah dan mama tak henti-hentinya mengucap syukur atas kehadiranmu, nak. Mama sudah membayangkan akan segera punya teman main. Kalo kamu cowok, kamu akan jadi anak yang pemberani, jadi jagoannya ayah dan mama. Kalo kamu cewek, kamu akan jadi anak manis nan pemberani, jadi princessnya ayah dan mama.
Tak butuh waktu lama, kakek nenekmu pun segera kami beri kabar. Betapa bahagianya kakek nenekmu nak. Itu semua terdengar dari rangkain kata yang beliau-beliau sampaikan. Kakek nenekmu di Kejene, akan punya cucu pertama. Kakek nenekmu di Wiyoro, akan punya cucu ke tiga. Nak, kau anugerah terindah. Kami menunggu kelahiranmu 9 bulan ke depan. 
Sore itu, kamis 27 Juli. 
Pertama kalinya, ayah dan mama memeriksakanmu ke bidan di dekat sini. Alhamdulillah usiamu sudah memasuki 5 minggu. Tarrrrrraaaammm, dan mamapun dioleh-olehi sama bu bidan tiga macam pil. Siap-siap deh mama harus minum pil ini tiap hari. Ga apa-apa nak, walaupun ga enak, suka mual-mual manis gitu, suka mau keluar lagi pil nya kalo diminum. Mama labas aja drama minum pil pil vitamin itu. Semua demi kamu nak, supaya kamu sehat, kuat dan betah di dalam rahim mama. 
Drama kehamilan mama tidak cukup disitu saja. Tiap pagi, sudah mulai ngerasain mual-mual. Masuk kamar mandi aja, drama banget, langsung mual. Abis selesai maem, selang cuma 1 jam semuanya keluar lagi. Intensitas BAK mama juga semakin sering. Pagi - sore aja udah ga keitung. Tiap malem juga sudah mulai ada jadwal khusus kebangun untuk BAK. Nah, kalo soal makanan dan minuman, Alhamdulillah masuk semua ga pilih-pilih. Cuman, kadang kasian juga sama ayahmu nak. Mama pengen maem ini itu, dimakan juga cuma sekedarnya aja. Nanti yaa ujung-ujungnya ayahmu yang mengeksekusi habis. Ayahmu makin endut ngikutin mama. Hehe... Mama sempet ngidam maem soto Pekalongan,  bakso depan kampus waktu kuliah dulu, nasi bumbu kacang perempatan Wiyoro.  Dan semua makanan itu disini ga ada. Untung, mama ga ngidam extrim harus terpenuhi semua keinginan mama itu. Ya walaupun sampai sekarang, belum terpenuhi. Hihihi nunggu pulang kampung dulu. Nah kalo soal emosi, mama suka ga jelas gitu ngambek ama ayahmu, perasaannya gampang kesenggol. Lagi masa transisi hormon kali ya nak. Soalnya, kata orang-orang mah, ibu hamil itu hormonnya berubah atau bertambah gitu. Alhamdulillah, mama merasakan juga nikmatnya jadi ibu hamil. 
Selain tambahan vitamin untuk mama, Mama juga mulai mengkonsumsi susu hamil. Awalnya sih wow rasanya gimana gitu minum susu hamil. Ayahmu juga sampe tutup hidung kalo mama lagi bikin susu. Itu awal awal, lama-lama mah sudah terbiasa ama aroma susu hamil. 
Nah makanan dan minuman juga mulai mama jaga baik-baik. Semua itu demi kamu nak. Anugerah terindah ayah dan mama. Tiap hari mulai dibeliin buah-buahan ama ayahmu. Kalo mama suka pengen ini itu, ayahmu yang selalu ngingetin mama. Makan dan minumnya harus dijaga, ga boleh sembarangan. Ga cuma urusan makan dan minum. Urusan pekerjaan rumah pun, ayah mulai rutin membantu mama. Cucian baju sudah mulai dihandle ama ayahmu nak. Bahagianya punya ayahmu nak. Walaupun capek kerja untuk kita, ayah begitu baiknya sama kita. Lup u full ayah :* Ayah semakin rajin cuci baju, hehe. 
Diwaktu ayah dan mama tau kalo kamu sudah Allah titipkan di rahim mama. Saat itu juga, mama diberikan amanah untuk bisa mengamalkan ilmu mama kepada kakak kakak yang gelius dan kasep. Mama akhirnya bisa belajar lagi di Sekolah Menengah Pertama. Banyak pengalaman yg mama dapetin disana. Mulai dari suasana belajar, kakak kakak yang harus mama kenali dengan baik, rekan-rekan pendidik yang sangat baik, jam belajar dari hari senin - jum'at ( pagi - sore), sabtunya tetap berangkat, dan alhamdulillah hari Ahad libur juga. Hehe.... Dan harus membiasakan diri ketika sore - malam tidak lagi belajar mengaji bersama kakak kakak. Karena lepas pulang mengajar, mamamu ini sudah terlampau capek sangat. Mungkin hormon ibu hamil, yang membuat mamamu ini mudah sekali merasakan capek yang luar biasa. 
Hari demi hari mama lalui dengan peran baru yakni sebagai ibu hamil. Hampir dua bulan mama jalani sebagai ibu hamil yang beraktifitas di luar rumah.
Mama pun harus belajar beradaptasi ketika hidup di kota, tinggal seatap dengan banyak orang, belajar menerima kekurangan dan kelebihan mereka. Tapi, mama belum bisa nak. Tenaga dan fikiran yang seharusnya dijaga baik-baik, mungkin mama belum begitu baik menjaganya. 
Istirahat, sudah mama maksimalkan untuk bisa istirahat dengan baik. Fikiran, sudah mama maksimalkan untuk selalu belajar positif thinking dan selalu mengajakmu ngobrol agar kita sama-sama kuat. Asupan makanan, minuman, vitamin juga sudah mama maksimalkan menjaganya. Dan ayahmu yang selalu ada untuk kita, selalu mensuport mama, selalu menjaga kita, selalu mengajakmu ngobrol, dan selalu mendoakan kita. 

Namun, siang itu Selasa, 22 Agustus ketika mama pergi ke kamar mandi, mama mendapati keputihan yang keluar tidak seperti biasanya ( kata bu bidan dan menurut penuturan yang pernah hamil dan yang sedang hamil, keputihan pada ibu hamil itu karena hormon). Keputihan mama warnanya putih lebih pekat dan mama ingat ada garis coklatnya. Sontak, mamapun berfikir ini itu. Namun, ayahmu yang selalu menenangkan mamamu ini nak. Maturnuwun sayank :*

Sehari kemudian, Rabu 23 Agustus sepulang mama dan ayahmu kerja, mama ditemani ayahmu untuk memeriksakanmu kedua kalinya ke bu bidan. Disitu, mama menyampaikan semua yang mama rasakan selama sebulan belakangan. Ada angin segar, bu bidan menyampaikan hal yang membuat mamamu ini tidak terlampau panik. Selesai periksa, bu bidan memberikan vitamin seperti biasanya dan meminta mama untuk istirahat yang cukup. 

Kamis, 24 Agustus, ketika mama pergi ke kamar mandi, disitu mama dapati bukan lagi keputihan yang keluar. Tapi, flek coklat. ⚡⚡⚡ mama takut sekali nak waktu itu. Mama ambil air wudhu, sholat dhuhur sambil menahan air mata agar tidak jatuh dan memohon kepada Allah agar selalu menjagamu nak. Namun, akhirnya jatuh juga. Mama menelpon budhemu, menyampaikan apa yang mama alami. Budhemu menyarankan mama untuk segera memeriksakan kembali ke bidan atau langsung ke dokter kandungan. Budhemu tak lupa menenangkan mamamu juga nak. Baru setelah menemui ayahmu, mama mencurahkan segala ketakutan mamamu ini 😭😭😭

Senin, 28 Agustus setelah 4 hari keluar flek coklat dan tidak sampai perut keram, dan selama itu pula mama sudah mulai ijin tidak masuk mengajar untuk istirahat total. Sore hari mama ditemani ayahmu untuk periksa di dokter kandungan di sebuah klinik. Mama harap-harap cemas semenjak perjalanan menuju klinik, mendaftar, dan menunggu giliran masuk ruang periksa. Disela-sela waktu menunggu, mama sempat mengobrol dengan salah satu pasien juga yang kasusnya sama kaya mama, keluar flek saat hamil muda. Ibu tersebut hamil kedua, katanya saat hamil pertama aman aman saja, yang kedua ini yang agak rewel katanya. Si ibu merasa gampang capek, mual dan keluar flek. Perasaan mama sedikit adem, ternyata ga cuma mama. Semoga fleknya mama yang keluar tidak apa-apa. Ayah dan mama cukup lama menunggu giliran periksa. Hampir adzan maghrib, mama akhirnya masuk ruang periksa juga. Dipersilahkan duduk dengan ramah oleh dokternya, mama sampaikan keluhan dan ditanya beberapa hal. Kemudian mama langsung dipersilahkan berbaring untuk diperiksa. Alat USG sudah standby disitu, dan mama mulai diperiksa dengan alat tersebut. Dokter kaget, mama dan ayahmu pun kaget yang teramat sangat ketika diperlihatkan kamu belum nampak di kantong rahim mama 😭😭😭 Dokter menyampaikan, seharusnya sudah ada janin usia 10 minggu di kantong rahim mama. Untuk lebih jelasnya lagi pemeriksaan, akhirnya mama diperiksa oleh alat yang bernama transvaginal, masyaAllah nikmatnya nak ketika alat itu memeriksa rahim mama. Dan lagi lagi, kamu memang belum tampak di kantong rahim mama. Dan pemeriksaan pun usai. Dokter menyampaikan beberapa hal, salah satunya adalah kabar yang seakan menjadi petir⚡⚡⚡ untuk mama dan ayah. Kamu harus dikeluarkan dari rahim mama dengan diagnosa bahwa kamu tidak berkembang nak 😭😭😭 "Ya Rabb, ujianMu begitu nikmat untuk kami sebagai sepasang suami istri yang baru menikah dan dalam jangka waktu 2 bulan Engkau titipkan calon anak dan dalam usia 10 minggu harus dikeluarkan." Namun, bu dokter tidak lantas meminta mama untuk melakukan tindakan kuretase hari itu juga. Ayah dan mama diberi waktu untuk menenangkan hati dan fikiran. Dengan catatan, harus secepatnya dilakukan tindakan tersebut. 
Di dalam ruang periksa, mama ga sanggup menyeka air mata, air mata meleleh dengan sendirinya. "Ya Rabb, kenapa aku harus kehilangan calon anakku". Mama lihat, ayahmu pun penuh tatapan kosong tapi dengan tegarnya ayah menenangkan mama. Keluar ruang pemeriksaan, di perjalanan pulang, hingga pulang, mama tak henti hentinya menangis, bahkan menangis sejadi jadinya. Ya semalaman, ayahmu pun kebingungan melihat mamah menangis. Sesekali, mama dapati mata ayah pun berkaca-kaca dan memeluk erat mama untuk menenangkan mama.

Esok hari, Selasa 29 Agustus 2017. Ayah berencana mengajak mama untuk berziarah ke makam waliyullah di daerah Cibaduyut, untuk menenangkan hati dan fikiran. Namun, karena cuaca yang tidak mendukung, akhirnya niat itu tidak terlaksana. Di hari itu juga, tante putri dan tante tri ( rekan kerja ayah) menjenguk mama. Alhamdulillah walau mama dan ayah hidup jauh dari keluarga di tanah rantau, disini ada keluarga baru yang selalu mensupport ayah dan mama.
Ayah dan mama tidak boleh terlalu meratapi ujian ini. Sharing ke keluarga dan sahabat. Dan hampir semuanya memberikan saran second opinion. Untuk memeriksakan lagi ke dokter kandungan yang lain. Karena, ada beberapa kasus diagnosa janin tidak berkembang, pada akhirnya janin baru tampak ketika sudah berusia 3-6 bulan. Tanya kesana kemari, dokter yang mana, klinik yang mana, RS yang mana. Akhirnya, ayah dan mama putuskan untuk periksa ke RSM Bandung, atas saran pakdhe Arif dan budhe Dea ( keluarga baru ayah dan mama di Bandung).
Sore harinya, ayah dan mama beranikan diri untuk menghubungi kakek nenekmu nak. Dengan berat hati, menyampaikan kabar ini, dengan maksud untuk memohon doa agar ada keajaiban, dimana kamu harus tetap ayah dan mama perjuangkan. 

Rabu, 30 Agustus, mama ditemani ayah periksa ke RSM Bandung. Hal yang sama, mama rasakan kembali, harap harap cemas. Setelah cukup lama menunggu giliran, akhirnya mama dan ayah memasuki ruang periksa. Mama dipersilahkan masuk dan menyampaikan keluhan mama. Berlanjut, mama diminta untuk berbaring dan diperiksa kandungan mama. Lagi dan lagi. Alat USG tidak memperlihatkan kamu di kantong rahim mama. ⚡⚡⚡ lemas yang mama rasakan. "sudah tidak ada harapan lagi untuk mempertahankanmu nak". Selesai periksa, mama dan ayah kembali duduk dan mendengarkan penjelasan bu dokter.
"kantong rahim sudah terbentuk, tapi janin belum tampak. Tapi, jangan khawatir, ikhtiar dulu selama 2 minggu ini saya kasih resep penguat kandungan. Jika dalam 2 minggu baik-baik saja dan flek sudah berhenti, nanti datang lagi kesini untuk diperiksa kembali. Jika dalam waktu 2 minggu terjadi pendarahan, langsung dibawa ke RS." Ayah dan mama merasa sangat lega, karena serasa dapat angin segar dalam ujian ini. Pulang periksa, hati mama lebih optimis untuk mempertahankan dan menjagamu nak. Dan saat itu juga, ayah dan mama memberikan kabar kepada kakek nenekmu berita baik ini. Memohon doa yang terbaik. Alhamdulillah, malampun ayah dan mama bisa tidur nyenyak. 

Kamis, 31 Agustus. 
Hari itu adalah bertepatan dengan hari lahir mama, dan ayahmu pun tak lupa memberikan doa terbaiknya untuk mama dan terutama untuk kehamilan mama. Pagi itu, mama tidak merasakan sakit di bagian perut. Mama masih bisa beraktifitas rumah tangga seperti biasa, hanya saja mama batasi. Namun, sehari itu, mama mulai mengeluarkan flek yang lebih banyak dari hari-hari sebelumnya. Padahal dalam kurun waktu seminggu mama keluar flek, sempat sehari flek mama sudah mulai berubah warna menjadi lebih bersih. Dan sore menjelang, intensitas mama keluar masuk kamar mandi semakin sering, flek pun keluar menjadi berwarna merah kental. Maghrib, perut mama mulai keram, kaki mama mulai linu, gumpalan darah semakin sering keluar walaupun sedikit-sedikit. Mama bawa untuk tiduran.  Sejenak hilang rasa sakitnya, sejenak tiba-tiba sakit yang tidak tertahankan. Sejenak hilang lagi, terasa lagi. Dan malam itu, ketika mama di kamar mandi, sempat mau pingsan dan untung masih bisa jalan masuk ke kamar. Ayahmu sungguh pelindung nak, beliau senantiasa menemani dan menjaga mama dan kamu nak. 
Mama ingat betul, waktu itu malam takbiran sekitar ba'da isya, akhirnya ayah membawa mama ke RS, karena tidak tega melihat mama kesakitan. Dipesankan Mobil online, diperjalanan, mama semakin tidak bisa menahan sakit perut mama nak. Ayahpun makin panik, jika mama sampai pendarahan di mobil. Sungguh nikmat, diperjalanan menahan rasa sakit. Menemui lampu merah, menemui kereta lewat. MasyaAllah nikmatnya. Berasa jauh sekali tidak sampai-sampai ke RS.
Setelah perjalanan dari Antapani ke jalan Akhmad Dahlan, sampailah ayah dan mama di RSM Bandung. Ayah langsung membawa mama ke UGD dengan bantuan satpam yang memberikan mama kursi roda. Ayah segera mendaftarkan mama dan perawat segera membawa mama ke ruang pemeriksaan. Malam itu, UGD RSM Bandung tampak ramai sekali, banyak pasien yang berdatangan. Mama dibaringkan ke tempat tidur, lalu dipindahkan ke sebuah ruangan. Disitu mama dipasangkan infus, dicek tekanan darahnya, diambil darah dibagian daun telinga, ditanya beberapa hal oleh perawat. Sejenak, ayah pergi ke bagian administrasi ditemani pakdhe Arif. Perawat sedang sibuk menangani pasien-pasien UGD yang masuk. Mama sendirian di ruangan dan menahan sakit perut yang semakin menjadi. Mama merasakan darah semakin deras keluar. Selang kurang lebih hampir 30 menit, ayahpun datang setelah ke bagian administrasi. Mama menangis, ayah memegang erat tangan mama dan menenangkan mama. Menurut perawat, mama saat itu sedang mengalami pendarahan.

Malam itu, sekitar pukul set.10 mama mulai dibawa masuk ke ruang tindakan kuretase. MasyaAllah nikmatnya pengalaman kontraksi. Masuk ruang tindakan. Ada dua-tiga perawat mulai menyiapkan peralatan dan perlengkapan kuretase. Mama dibaringkan ke tempat kuretase. Mulai dipasangkan oksigen. Dipasangkan alat pendeteksi denyut nadi.  Dokter spesialis kandungan sudah masuk ke ruang tindakan. Disana juga masuk dokter spesialis anestesi. Mama ingat, dokter spesialis anestesi sempat bertanya beberapa hal sama mama sambil memegang botol infus mama, "punya darah tinggi? punya alergi obat? punya asma?" dan ternyata, sedang memasukkan bius melalui botol infus. Mama masih sempat mendengar orang-orang di ruangan itu berbincang, dengan mata mama yang terasa semakin berat untuk dibuka. Dan setelah itu, mama sudah tidak sadar sama sekali. Sampai akhirnya sekitar jam 23.30 mama membuka mata dan liat ayahmu dengan penuh kasih sayank duduk disamping mama. Oooo ayah Abud 😍😍😘😘 Mama membuka mata, tapi belum sepenuhnya sadar. Perut mamapun masih terasa sakit, kepala masih terasa berat. Menurut cerita ayahmu nak, ketika mama akan tindakan kuret, ayah diminta untuk keluar ruangan. Ayah sudah sempat melihat darah yang keluar saat mama pendarahan. Dan menurut cerita ayah, mama tindakan kuret kurang lebih 15 menit lamanya. Selama mama masih tertidur, ayah bercerita, ia sangat takut ketika menunggui mama tindakan kuretase, selepas mama selesai dikuret, ayah merasa cemas ketika harus melihat tampilan alat pendeteksi nadi. Katanya ( takut nanti kayak di pilm2 😁). Mama tidak merasakan sakit sama sekali ketika kamu harus dikeluarkan dari rahim mama. Maafkan mama nak, tidak bisa menjagamu dengan baik. Dan bertepatan dengan hari lahir mama, kamu harus lebih dini keluar dari rahim mama sebelum memasuki usia 9 bulan. "Ya Rabb, semoga ujian ini menjadikanku dan suamiku lebih taat kepadaMu. Lebih baik lagi menjaga kesehatan. Lebih baik lagi dalam berbuat kebajikan."
Nak, ayah dan mama sudah ikhlas... 
Kamu adalah anak pertama ayah dan mama. Semoga Allah segera memberikan amanah adik untukmu. Semoga ayah dan mama mampu menjaga dengan lebih baik lagi. Semoga adikmu kelak, kuat dan sehat di rahim mama, hingga persalinan dan tumbuh kembang menjadi anak yang sehat dan menjadi kebanggaan kita semua. Amiin Amiin ya Rabb... 

31 Agustus 2017, diusiaku yang ke 26, aku dan suamiku mendapatkan nikmat harus kehilangan calon anak kami. InsyaAllah semua ini akan menjadi pengalaman yang berharga untuk kami berdua. Terimakasih atas do'a dan supportnya ( kakek, nenek, pakdhe, budhe, om, tante si utun, dan semuanya). 

Silahkan berbagi info dan pengalaman mama mama sekalian yang pernah merasakan tindakan kuretase ataupun  mama mama yang tahu infonya seputar bayi tak berkembang dan keguguran :) 
Saya butuh info sebanyak-banyaknya... 

Antapani - Bandung, 11 September 2017
⁠⁠⁠Nak, Ayah dan Mama sudah ikhlas... ⁠⁠⁠Nak, Ayah dan Mama sudah ikhlas... Reviewed by Unknown on 21:01 Rating: 5

1 comment:

Powered by Blogger.