Keponya Orang Lain, bisa jadi Malapetaka


Pernikahan, adalah gerbang baru ketika telah menanggalkan status lajang, dengan keyakinan dan kemantapan hati untuk saling menerima kedatangan orang asing dalam kehidupan. Ya, diharapkan menjadi teman hidup selamanya hingga menutup mata.
Pernikahan, adalah komitmen 2 manusia yang bukan sembarang komitmen. Karena komitmen ini didasari atas nama cinta dan disahkan agama serta negara. Ya, diharapkan dengan komitmen mulia ini, sakinah mawaddah wa rahmah selalu menghiasi kehidupan baru.
Pernikahan, adalah status gamblang dan nyata, dimana 2 manusia telah bersatu padu dalam kehidupan rumah tangga. Dimana, 2 keluarga besar pun turut andil di dalamnya. Ya, tak hanya bersatunya 2 manusia, tapi 2 keluarga besar.
Pernikahan, adalah penyatuan 2 karakter manusia yang berbeda. Ya, bisa saja sangat berbeda jauh. Namun, dengan ikatan inilah, ketika 2 manusia telah mantap memasukinya, maka telah mantaplah dengan berbagai kemungkinan di dalamnya.
Pernikahan, tak melulu berbincang tentang kebahagian, kesenangan, keindahan, kenyamanan, kesamaan. Karena kehidupanpun sangat berwarna. Ketika sedang diuji kesengsaraan, kesedihan, kegalauan, ketidaknyamanan, ketidaksamaan. Maka, harus siap dengan berbagai kemungkinannya. Harus siap, menghadapi dan menyelesaikannya baik baik dengan pasangan.

Tulisan ini saya buat sebagai pengingat untuk diri saya dan pasangan. Kami masih kalah jauh dalam pengalaman berumah tangga dengan pasangan yang sudah bertahun tahun, berwindu windu. Tapi, kami tetap belajar dan terus berusaha agar selalu bisa menjadi pengantin baru, hehe dan selalu berdoa untuk kebaikan rumah tangga kami. Suami, berusaha menjadi lelaki terbaik bagi istrinya. Istri, berusaha menjadi wanita terbaik bagi suaminya.
Mengingat pesan dari orang tua, guru-guru, tetua kami terlepas dari segala kelebihan dan kekurangan beliau. Semua itu menjadi bekal untuk kehidupan rumah tangga kami. 
- Pernikahan adalah bertemunya 2 sikap dan sifat yang berbeda. Saling melengkapi. Saling memahami. Kekurangan diperbaiki dengan kelebihan. Kelebihan memperbaiki kekurangan. 
- Pernikahan adalah keterbukaan antar 2 manusia. Ya, 2 manusia ( suami istri) bukan orang lain. Disinilah terbukanya kran komunikasi pasangan ( suami istri) bukan orang lain. 
- Pernikahan adalah saling menjaga kepercayaan antar suami istri. Tak bijak jika harus dengan mudahnya saling menodai kepercayaan. 
Pesan yang mungkin terlihat sangat sederhana, tapi sangat istimewah ketika kita terus berusaha menerapkannya sebaik mungkin dalam kehidupan rumah tangga.

Jauh sebelum pernikahan menjadi komitmen hubungan kami. Sudah kerap terpatri pesan yang mungkin terlihat sederhana, tapi sangat istimewah peranannya ini. Tak hanya baik diterapkan di dalam kehidupan rumah tangga. Namun, dalam kehidupan sehari hari kita pun sangat luar biasa jika mampu kita biasakan. 
= biasakan mengucap TOLONG, jika hendak meminta bantuan
"pa, TOLONG bantuin angkatin ember cucian, mama mau jemurin"
Jangan malahan :
"pa, angkatin ember itu" ( reaksinya malah beda pasti) 😁
= biasakan mengucap MAAF, jika kita melakukan kesalahan / pun kekhilafan
"bund, MAAFIN ayah ya, kalo udah buat bunda ngambek, yukk kita cuss ke pasar tiban"
Jangan malahan :
"bund, udahlah. Hoby ko ngambek" ( si bunda ngambeke bisa bisa kuadrat) hihihi
= biasakan mengucap TERIMAKASIH, ketika kita mendapatkan bantuan
"mi, TERIMAKASIH ya udah jadi istri sholekhah buat abi, dan udah jadi umi yang baik buat anak anak kita"
Jangan malahan :
#&${ <<^¦¡¿¥£ @)(+#&$%':£©€™¥~¢¦]}^§ ( alias angin lalu aja) 😑
Aduhhh yang nulis nyampe baper sendiri, hehe 😅

Suami istri adalah team. Ya, ketika telah berkomitmen, maka jadilah team yang harus punya pendirian teguh, yang harus saling bekerjasama, yang harus saling melengkapi. Tak hanya sebatas team. Tapi, team yang super SOLID 😉👍
Tiap hari diusahakan selalu terbuka kran komunikasi antar suami istri. Yang LDR aja kudu diusahakan, apalagi yang nyanding dan tinggal satu atap. 
Komunikasi itu penting, obrolkan apa saja tiap hari, jangan terlalu sibuk dengan dunia masing-masing. Karena dunia suami istri adalah dunia bersama. Kalau ada masalah cepat cepatlah diselesaikan ( antar suami istri) bukan orang lain. Carilah pasanganmu, bukan buru-buru mencari orang lain yang kau anggap mampu meredam gunda gulanamu tanpa melibatkan pasanganmu untuk mengkomunikasikan sebab musabab kerikil dalam rumah tangga. Orang lain mungkin tampak care dengan masalah kita. Tapi, ketika sebuah masalah kehidupan rumah tangga telah bocor ke luar, maka bisa saja itu menjadi malapetaka bagi kita. Na'udzubillah...

Pesan yang selalu disampaikan para tetua. Permasalahan rumah tangga, harus diselesaikan terlebih dahulu oleh suami istri. Karena menjaga aib rumah tangga itu harus. Kalaupun memang sudah buntu tak ada jalan ketika menyelesaikan sendiri, dekatilah Tuhanmu, menangislah sejadi jadinya, memohonlah kepadaNya. Hampirilah orang yang memang bisa dipercaya, bertanggung jawab memegang amanah, dan mampu membantu menjadikan lebih baik. Bukan, orang yang justru penasaran ( kepo) dan hanya menampung keluh kesah tanpa solusi bahkan bisa jadi menjadi konsumsi publik. Tapi, seburuk buruknya masalah yang menimpa, alangkah lebih baiknya komunikasikan dengan pasangan terlebih dahulu dengan menanggalkan ego masing-masing dan tak lupa libatkan selalu Tuhanmu dalam kehidupan. Jangan hanya mendekat dan memohon kepadaNya, dikala kesusahan menimpa dan mengabaikanNya dikala kesenangan sedang dirangkul.
Apalagi zaman sekarang. Zaman serba mesin. Dimana, kehidupan pribadi seseorang pun sangat mudah kita konsumsi. Sangat mudah kita dapati. 
Zaman fitnah dimana mana, kita memancing, ya kail kita disambar. Kita menggoreng, ya gorengan kita makin gurih. Kita bikin tontonan, ya kita jadi tontonan orang lain. 
Zaman dimana banyak tipu muslihat. Banyak orang yang seakan-akan jadi pahlawan kesiangan disaat merasa diabaikan / pun terabaikan orang kesayangan. Banyak orang yang menanyakan kenapa? Ada apa? Kok bisa? Cerita aja! Nah, disitulah mala petaka justru bisa menghampiri. 
Na'udzubillah...

Tak ada satupun orang menginginkan pernikahannya tidak bahagia.
Tak ada satupun orang menginginkan kehidupan rumah tangganya menjadi konsumsi publik. 
Disinilah segala ujian, segala kejutan kehidupan baru harus siap kita hadapi. Mengajarkan untuk selalu berfikir dewasa. Mengajak untuk selalu berfikir panjang dalam menjalankan segalanya. Melatih agar senantiasa berhati hati dalam berpijak, bertindak, berucap, di dunia nyata terlebih lagi dunia maya.

Sekali lagi, saya dan pasangan bukan orang yang sempurna. Saya dan pasangan hanya manusia biasa yang masih banyak sekali kekurangan dan minim pengalaman. Saya dan pasangan masih terus belajar menghadapi jika ada kerikil kerikil dalam hari hari kami. Kami hanya manusia yang selalu berusaha dan tetap belajar untuk menggapai pernikahan dan rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah.
Hidup itu sawang sinawang. Yang nampak baik di mata kita, belum tentu baik di dalam kehidupan mereka. Yang nampak buruk di mata kita, belum tentu buruk di dalam kehidupan mereka. Tetap bersyukur apapun yang Tuhan berikan untuk kita. Dan tetap selalu belajar memperbaiki diri kita.
Semoga, kita semua dimampukan untuk menjadi manusia baik. Menjadi suami sholeh, setia dan bertanggung jawab. Menjadi istri sholikhah, menyejukkan dan mampu menjaga nama baik keluarga. 
Semoga Sakinah mawaddah wa rahmah selalu menghiasi pernikahan dan kehidupan rumah tangga kita semua. 
Amiin amiin ya Rabb 😇🙏😊

Bandung, 22 Januari 2018
Pelukis Senja
Keponya Orang Lain, bisa jadi Malapetaka Keponya Orang Lain, bisa jadi Malapetaka Reviewed by Unknown on 06:42 Rating: 5

1 comment:

Powered by Blogger.